tag:blogger.com,1999:blog-32946271412508634452024-03-14T00:58:10.793-07:00MikrobiologiISRhttp://www.blogger.com/profile/06903709434821570515noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-3294627141250863445.post-81149225328571535912017-10-02T23:02:00.001-07:002017-10-07T20:54:58.383-07:00Mikroorganisme pada Telur<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: magenta; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Telur</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: magenta; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8CUya9dSqvd_yCt3fDL0DNc9mDyhP0sC52uMkkasZg3GVbxWCycw2NhWeZKIknvc0qVRh2a0sxvvBAoIKHeFhHTT-PHplPQkg9Cwyjiz0Yel0r28WbqEhZpq8AfITZnnfuLM6LlpnWf4/s1600/download.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="170" data-original-width="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8CUya9dSqvd_yCt3fDL0DNc9mDyhP0sC52uMkkasZg3GVbxWCycw2NhWeZKIknvc0qVRh2a0sxvvBAoIKHeFhHTT-PHplPQkg9Cwyjiz0Yel0r28WbqEhZpq8AfITZnnfuLM6LlpnWf4/s1600/download.jpg" /></a></span></div>
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"> Telur
merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kadar protein tinggi dan
susunan protein yang lengkap. </span><span lang="IN" style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Telur</span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"> mengandung asam amino, lemak, serta vitamin dan mineral. </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Telur bebek dalam 100 gram bahan mengandung protein 12.81 gram, total lemak
13.77 gram, karbohidrat 1.45 gram, kalsium 64 mg, kolesterol 884 mg. </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 16px;">Telur ayam dalam 100 gram bahan mengandung protein 12.58 gram, total lemak 9,94 gram, karbohidrat 0,77 gram, kalsium 53 mg, kolesterol 423 mg</span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"> (USDA
nutrient data base, 2007).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Kandungan yang nutrisi yang lengkap dalam telur menjadi faktor penyebab telur mudah terkontaminasi mikroorganisme. Telur dapat terkontaminasi mikroorganisme sejak berada di dalam tubuh induknya. Kerusakan pada telur umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk melalui kulit yang retak atau menembus kulit ketika lapisan tipis protein yang berada antara cangkang telur dan putih telur telah rusak (Uno, 2007).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> Mikroorganisme yang sering ditemukan mengkontaminasi telur adalah bakteri <i>Pseudomonas sp., Serratia, Alcaligenes, Citobacter., Mikrococcus, Streptococcus, Escherichia coli,</i><i> </i>dan <i>Salmonella sp. </i>Secara umum, mikroorganisme yang berkembang pada isi telur merupakan bakteri gram negatif. Hal ini disebabkan oleh adanya komponen pelindung dan antimikroba sehingga menyebabkan bakteri gram positif lebih sukar tumbuh (Fardiaz, 1992).</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span><br />
<span style="color: magenta; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pengujian Mikroorganisme pada Telur</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Untuk bahan pangan seperti telur biasanya dilakukan pengujian mikrobiologi, yaitu dengan cara mengisolasi bakteri pada media selektif. Selanjutnya dilakukan serangkaian uji biokimia yang meliputi uji fisiologis (uji motil), uji metil- red, uji voges-proskauer, uji TSIA, uji KIA, uji sitrat dan uji fermentasi karbohidrat (glukosa, laktosa, sukrosa) sehingga diperoleh data yang menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bakteri tersebut (Saraswati,2012).</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">a) Uji Fisiologis (Uji motil)</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Uji ini bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri melakukan pergerakan atau tidak. Uji bersifat positif jika ada pergerakan dari bakteri yang ditandai dengan pertumbuhan melebar pada bagian tengah sebagai akibat tusukan jarum ose.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">b) Uji Methyl Red-Voges Proskauer</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Uji ini bertujuan menentukan kemampuan isolat uji dalam mengoksidasi glukosa dengan produksi dan stabilisasi asam yang tinggi sebagai hasil produk akhir. Apabila Methyl Red berwarna merah maka hasilnya positif sebaliknya bila berwarana kuning/jingga maka hasilnya negatif, sedangkan untuk VP terbentuknya warna merah jambu sampai merah tua menunjukan reaksi positif dan bila tidak berubah reaksi negatif.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">c) Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Uji ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya fermentasi glukosa, laktosa dan sukrosa, produksi gas dari glukosa dan produksi hidrogen sulfida (H2S). Prosedur kerja yaitu:bakteri uji diinokulasikan ke dalam medium Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dengan cara menggoreskan bagian miringnya dan menusuk bagian tegaknya, menginkubasikan pada suhu 370C selama 24 - 48 jam, pada bagian tegaknya <i>Salmonella</i> akan memfermentasikan glukosa, warna media berubah dari ungu menjadi kuning, dapat membentuk gas H2S, warna media berubah dari ungu menjadi hitam. Sedangkan pada bagian miring<i> Salmonella </i>akan memfermentasikan laktosa atau sukrosa, warna media menjadi kuning.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">d) Uji Agar Besi Kigler (KIA)</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">KIA adalah suatu medium gabungan yang mengandung glukosa, laktosa, fenol merah, dan ferri sitrat. Uji ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya fermentasi glukosa dan laktosa, pembentukan gas dari glukosa serta produksi hidrogen sulfida (H2S). Prosedur kerja yaitu bakteri uji diinokulasikan ke dalam medium KIA dengan cara menggoreskan bagian miringnya dan menusuk bagian tegaknya. Menginkubasikan pada suhu 370C selama 24 - 48 jam. Mengamati terjadinya perubahan warna, untuk <i>Salmonella</i> pada bagian dasar akan memfermentasikan glukosa, warna media dari kuning tetap kuning atau menjadi hitam, dapat membentuk gas H2S sedangkan pada bagian tebing <i>Salmonella </i>akan memfermentasikan laktosa, warna media dari kuning menjadi merah muda atau hitam.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">e) Uji Simmon Citrate Agar (SCA)</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Uji ini bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai satu-satunya karbon energi. Prosedur kerja yaitu bakteri uji diinokulasikan ke dalam medium <i>simmon citrate</i> dengan cara menggoreskan bagian miringnya dan menusuk bagian tegaknya. Menginkubasikan pada suhu 370C selama 24 - 48 jam. Mengamati perubahan yang terjadi yaitu hasil positif akan ditunjukan dengan adanya perubahan warna dari hijau menjadi biru, sedangkan bila tidak terjadi perubahan warna maka uji bersifat negatif.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">f) Uji Fermentasi Karbohidrat</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Uji ini bertujuan untuk menentukan kemampuan isolat uji dalam mendegradasi dan memfermentasikan karbohidrat tertentu dengan produksi suatu asam atau asam dan gas. Pembentukan asam terlihat melalui perubahan warna media karbohidrat dari merah menjadi kuning. Pembentukan gas terlihat dalam tabung durham.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span>
<span style="color: magenta; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Cara Memilih Telur yang Baik</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Secara fisik, kita tidak dapat membedakan telur terkontaminasi dan tidak terkontaminasi bakteri apabila tidak terdapat tanda-tanda kerusakan seperti cangkang telur yang pecah atau retak. Telur dapat terkontaminasi sejak berada dalam tubuh induknya yang menderita Salmonellosis ataupun terkontaminasi dari kotoran kandang, peralatan, hingga tangan peternak. Oleh karena itu, memilih telur yang baik dapat dilakukan dengan mengamati indikator kesegaran telur dengan cara berikut :</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: white; font-size: 17px;">1. T</span>elur diletakkan di depan cahaya, dan ditempong isinya sambil diputar-putar, Bila kuning telur bergeser, telur berarti sudah kurang segar, dan bila kuning telur sudah pecah dan bercampur berarti telur tersebut sudah rusak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">2. Telur direndam dalam air tawar atau larutan garam 19% ( 1 sendok teh garam dalam 2 gelas air). Bila telur tenggelam menandakan masih segar. Bila sedikit terapung berarti kantung udara di ujung telur membesar dan menandakan telur tersebut sudah lama. Bila telur melayang dalam larutan, berarti telur tersebut sudah rusak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">3. Pengamatan kulit telur. Telur yang masih segar berwarna cerah. Telur yang sudah lama biasanya mempunyai warna kulit kusam atau keruh, juga mulai timbul bintik-bintik hitam yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur. </span><br />
<br /></div>
<br />
<span style="color: magenta; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Daftar Pustaka</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">1. Fardiaz, S. 1992. <b>Mikrobiologi Pengolahan Pangan</b>. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">2. Saraswati, D. 2012. <b>Uji Bakteri <i>Salmonella sp. </i>pada Telur Bebek, Telur Puyuh, dan Telur Ayam Kampung yang diperdagangkan di Pasar Liluwo Kota Gorontalo</b>. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.</span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">3. Uno, W.D. 2007. <b>Jumlah Bakteri pada Telur Ayam Ras yang disimpan pada Suhu Refrigerator. </b> Matsains 1(4) :1-9.</span><br />
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.5pt; text-indent: -49.5pt;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">4. United States Departement of Agriculture (USDA).
2007. <b>Nutrient Database for Standard
Reference</b>. RI. </span></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
ISRhttp://www.blogger.com/profile/06903709434821570515noreply@blogger.com0